Sejarah Kepecintaalaman di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1964 ditandai dengan berdirinya sebuah himpunan penempuh rimba dan pendaki gunung wanadri di bandung. Pada decade 80-an perkembangan sangat pesat. Hampir seluruh universitas dan slta mempunyai kelompok pecinta alam pada masa awal tahun 80 kegiatan para pendaki gunung di Indonesia masih sebatas regional dan nasional, kalupun ada yang keluar negri baru sebatas survey dan penjajagan awal. Tantangan prestasi pada massa ini sudah mulai merambah dalam lingkup yang lebih luas sampai sekarang. Para pendaki Indonesia mulai melakukan pendakian di luar kawasan Indonesia. Ekspedisi – ekspedisi dalam skala yang lebih luas mulai banyak dilakukan kegiatannya sudah sangat beragam banyak kegiatan yang lebih menarik ketimbang melakuakan pendakian gunung, muatan ilmiah dan wawasan lingkungan lebih mendapat perhatian, kegiatannya memiliki efek samping yang lebih positif pada profesi (pekerjaan) dan mengarah pada sikap kerja yang lebih professional

Sejak awal organisasi kepecintalaman mengarah pada pola pembentukan kepribadian. Sampai sekarang hal tersebut masih dominant dalam setiap proses regenerasi sudah menjadi ciri khas bahwa pecinta alam adalah pribadi yang teguh dan kuat mempertahankan prinsip dan nilai – nilai yang mereka anggap benar, tidak mudah tersentuh oleh berbagai pihak yang bisa mencoba menguasai kepentingan mereka atau mencoba mengembankan hegemoni (mempengaruhi) pemikiran dan pendekatah  baru atas eksistensinya. Para perintis itu telah terbukti menjadi katalisator (penggerak) dalam menentang kebijakan konvensional. Kini giliran kita!!!
Pengenalan organisasi.
Jiwa muda yang selalu haus akan sebuah tantangan menjadikan mereka memilih kegiatan yang cenderung bersifat non formal dan penuh tantanga sebagai alternatif kegiatan untuk mengekspresikan luapan jiwa mereka.Dari sinilah muncul kelompok-kelompok yang menamakan pendaki gunung, penempuh rimba, pemanjat tebing, penelusur goa, pencinta lingkungan, dan petualang ke dalam satu wadah yang sering dikenal dengan nama pencinta alam.
Dalam pengertian awam, kelompok pencinta alam lebih dikenal sebagai kelompok hura-hura yang berambut gondrong, cara berpakaian seenaknya, yang melawan segala bentuk kemapanan, tidak mau terikat dengan tata krama, yang nggak pernah mandi, dan sebagainya. Pendeknya pencinta alam adalah kelompok yang semau gue. Benrkah demikian ? lalu bagaimana dengan mahasiswa pencinta alam atau MAPALA ?

Organisasi Kepecintalaman

Organisasi kepecintalamana yang berada di lingkup universitas lebih dikenal dengan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) atau dengan sebutan lain Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (HIMPALA) atau Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (IMPALA) dan sejenisnya.
Seorang MAPALA mau tidak mau dituntut untuk bersikap lebih. Predikat yang melekat padanya adalah jaminan terhadapa sebuah kerja yang lebih baik. Mampu melakukan penelitian, pengabdian masyarakat serta kegiatan lain sesuai dengan latar belakang dan disiplin ilmu masing – masing. Dengan kata lain, bgaimana kita mengemas kegiatan yang mungkin sudah umum dilakukan orang tetapi dengan cara mahasiswa. Syukur lagi jika kita bisa menciptakan suatu aktifitas baru yang lebih bermanfaat untuk lingkungan dan orang banyak. Kemampuan personal akan sangat mendukung dan dibutuhkan untuk mencapai gasil yang diharapkan.
Struktur organisasi MAPALA secara umum menggambarkan aktifitasnya. Dari sinilah luas tidaknya lingkup bidang kegiatan pecinta alam di tingkat universitas dapat dilihat. Struktur masing – masing organisasi MAPALA belum tentu sama, tetapi secara global terdiri dari dua kegiatan, yaitu teknis dan non teknis. Atau dapat dibedakan lagi menjadi kegiatan internal dan eksternal.
Bidang Aktivitas Pecinta Alam
  1. Pendidikan Dan Latihan
Proses transfer ilmu dan kecakapan serta pendidikan dan pengembangan
  1. petualangan dan ekspedisi
aktivitas petualangan dan ekspedisi antara lain : pendakian gunung, penempuh rimba, penyusuran sungai dan pantai, olah raga arus deras, panjat tebing, petualangan gua dan lain – lain.
  1. observasi
pengamatan atau study masyarakat suku terasing, desa tertinggal, sosiologi pedesaan dan karakter lainnya.
  1. lingkungan
pengamatan dan penyelamatan lingkungan, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), Penghijauan dan lain – lain.
  1. kemanusiaan
Partisipasi bakti masyarakat penyelenggaraan kegiatan aplikasi teknologi terapan, partisipasi dalam aktivitas Search And Rescue (SAR), bantuan bencana alam dan lain – lain.
  1. pengembangan organisasi dan sumber daya manusia
Aktivitas ilmiah, sarasehan, diskusi panel, seminar, lokakarya, mengikuti maupun menyelenggarakan berbagai kegiatan alam bebas dan lain – lain.
  1. hubungan
melakukan hubungan dengan instansi/badan dan organisasi yang bergerak dalam bidang ilmiah, organisasi – organisasi sejenis dan badan – badan yang terkait lainnya.

Klasifikasi Perjalanan

FUN                                         CULTURE
ADVENTUR                              HIGH RISK ADVENTURE
Sasaran Adventure
HUTAN                                    GUNUNG
SUNGAI                                   DANAU
RAWA                                      PANTAI
LAUT                                        GUA
TEBING                                    UDARA
SUKU PEDALAMAN                  PENINGGALAN PURBA
MITOS DAN LEGENDA            FLORA DAN FAUNA

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 Ganendra Bhadrika. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Top VPS Hosting.